Sejarah Ramen Jepang : Dari China ke Hidangan Ikonik Dunia

Recipes155 Views

Reseprakyat.com – Ramen kerap dianggap identik dengan Jepang. Mangkuk berisi mie kenyal, kuah gurih, dan aneka topping ini memang sangat populer di Negeri Sakura hingga ke seluruh dunia. Namun, perjalanan ramen tidak sesederhana yang terlihat. Hidangan ini lahir dari percampuran budaya, ekonomi, dan kreativitas kuliner selama berabad-abad. Menelusuri sejarah ramen berarti memahami bagaimana masyarakat Jepang beradaptasi dengan pengaruh luar dan menjadikannya hidangan nasional.

Akar dari Tiongkok

Sejarah ramen bermula dari Tiongkok pada abad ke-17 hingga ke-19. Saat itu, mie gandum yang dikenal sebagai la mian (secara harfiah berarti “mie tarik”) sudah menjadi makanan sehari-hari di banyak provinsi Tiongkok. Pedagang dan pelaut Tiongkok yang berkunjung ke pelabuhan Yokohama dan Nagasaki membawa tradisi mie ini. Catatan tertua menyebutkan bahwa pada tahun 1859, ketika pelabuhan Yokohama dibuka untuk perdagangan internasional, banyak imigran Tiongkok membuka kedai makanan yang menjual mie dalam kuah kaldu sederhana dengan daging dan sayuran. Dari sinilah cikal bakal ramen diperkenalkan ke Jepang.

Adaptasi Awal di Jepang

Pada akhir era Edo dan awal era Meiji (sekitar 1860-an hingga 1880-an), Jepang mengalami modernisasi pesat. Masyarakat mulai terbuka pada pengaruh luar, termasuk kuliner Tiongkok. Mie gandum berkuah mulai populer di kalangan pekerja pelabuhan dan kelas pekerja kota. Kedai-kedai yang dikelola warga Tiongkok kerap menggunakan kuah berbasis tulang ayam atau babi dengan bumbu garam dan kecap asin. Lambat laun, masyarakat Jepang menyesuaikan cita rasa kuah, menambahkan bahan lokal seperti rumput laut (kombu) dan ikan kering (katsuobushi). Proses adaptasi inilah yang perlahan membentuk identitas ramen “ala Jepang”.

Peran Yokohama dan Chinatown

Yokohama menjadi titik penting dalam sejarah ramen. Kawasan Chinatown di kota ini menjadi pusat kuliner mie berkuah gaya Tiongkok. Dari Yokohama, inovasi resep menyebar ke Tokyo dan kota besar lain. Awalnya hidangan ini disebut Shina Soba—“soba Tiongkok”—untuk membedakannya dari mie soba tradisional Jepang. Nama “ramen” baru populer pada awal abad ke-20. Ada beberapa teori asal kata: sebagian percaya berasal dari kata Tiongkok la mian, sementara yang lain mengaitkannya dengan kata Jepang “ra” (menggulung) dan “men” (mie).

Perkembangan Pesat Pasca Perang Dunia II

Perang Dunia II menjadi titik balik besar. Setelah perang, Jepang mengalami kekurangan pangan. Pemerintah mendatangkan tepung gandum dari Amerika Serikat untuk mengatasi krisis, dan mie berbasis gandum pun semakin terjangkau. Pada saat yang sama, pasar gelap makanan tumbuh subur. Banyak pedagang menjual mie kuah murah untuk memenuhi kebutuhan pekerja. Ramen menjadi makanan praktis, mengenyangkan, dan murah—cocok bagi masyarakat yang sedang bangkit dari kehancuran perang.

Inovasi Regional

Setelah kondisi ekonomi membaik, kreativitas kuliner berkembang. Setiap daerah di Jepang mengembangkan gaya ramen unik sesuai bahan lokal.

  • Tokyo Shoyu Ramen: Kuah kecap asin ringan dengan kaldu ayam atau ikan, mie lurus tipis, dan topping seperti menma (bambu fermentasi) dan nori.
  • Sapporo Miso Ramen: Berasal dari Hokkaido, menggunakan pasta miso yang kaya rasa dan minyak sayur untuk menahan panas di iklim dingin.
  • Hakata Tonkotsu Ramen: Dari Fukuoka, terkenal dengan kuah susu kental hasil rebusan tulang babi selama berjam-jam.

Setiap varian memperkaya citra ramen sebagai kuliner serba bisa yang bisa menyesuaikan selera regional.Inovasi Regional

Setelah kondisi ekonomi membaik, kreativitas kuliner berkembang. Setiap daerah di Jepang mengembangkan gaya ramen unik sesuai bahan lokal.

  • Tokyo Shoyu Ramen: Kuah kecap asin ringan dengan kaldu ayam atau ikan, mie lurus tipis, dan topping seperti menma (bambu fermentasi) dan nori.
  • Sapporo Miso Ramen: Berasal dari Hokkaido, menggunakan pasta miso yang kaya rasa dan minyak sayur untuk menahan panas di iklim dingin.
  • Hakata Tonkotsu Ramen: Dari Fukuoka, terkenal dengan kuah susu kental hasil rebusan tulang babi selama berjam-jam.

Setiap varian memperkaya citra ramen sebagai kuliner serba bisa yang bisa menyesuaikan selera regional.

Lahirnya Ramen Instan

Pada 1958, Momofuku Ando dari Nissin Foods memperkenalkan ramen instan. Penemuan ini merevolusi cara orang menikmati ramen. Dengan proses pengeringan dan bumbu siap pakai, ramen instan menjadi makanan praktis di rumah tangga dan mahasiswa. Produk seperti “Cup Noodles” pada 1971 membawa ramen ke panggung internasional. Ramen tidak lagi sekadar makanan kedai, tetapi hadir di dapur seluruh dunia.

Ramen sebagai Budaya Pop

Memasuki akhir abad ke-20, ramen melejit menjadi fenomena budaya. Acara televisi, manga, dan film kerap menampilkan ramen sebagai simbol kehidupan urban Jepang. Di kota besar seperti Tokyo, antrean panjang di depan kedai ramen terkenal sudah biasa. Bahkan, ada museum ramen seperti Shin-Yokohama Ramen Museum yang menampilkan sejarah dan ragam gaya ramen dari berbagai prefektur. Kedai ramen pun menyebar ke Eropa, Amerika, dan Asia Tenggara, membawa cita rasa Jepang ke pangsa pasar global.

Pengaruh dan Tren Modern

Kini ramen terus berevolusi. Banyak chef bereksperimen dengan kuah berbasis sayur, ramen vegan, hingga ramen fusion dengan sentuhan Italia atau Korea. Tren “gourmet ramen” menekankan kualitas bahan, seperti mie buatan tangan dan kaldu yang dimasak lebih dari 24 jam. Di sisi lain, ramen instan tetap digemari karena praktis dan murah. Keberagaman ini menunjukkan fleksibilitas ramen dalam menjangkau berbagai segmen konsumen.

Makna Sosial Ramen

Ramen bukan hanya makanan, tetapi juga cerminan perjalanan sosial Jepang. Dari makanan imigran, bertahan di masa perang, hingga menjadi ikon budaya pop, ramen menyatukan orang dari berbagai latar belakang. Menikmati semangkuk ramen hangat di kedai kecil atau membeli cup ramen di minimarket menjadi pengalaman kuliner yang melekat dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Jepang dan pecinta kuliner dunia.

Penutup

Sejarah ramen menunjukkan bagaimana budaya lintas negara dapat berpadu dan menghasilkan kuliner unik. Berawal dari mie Tiongkok sederhana, ramen berkembang menjadi hidangan nasional Jepang yang mendunia. Inovasi regional, lahirnya ramen instan, dan kreativitas para chef modern menjadikan ramen lebih dari sekadar mie berkuah—ia adalah simbol ketangguhan dan adaptasi masyarakat Jepang. Jadi, ketika Anda menikmati semangkuk ramen, ingatlah bahwa setiap seruput kuah menyimpan kisah panjang ratusan tahun perjalanan kuliner.

Comment